Senin, 15 November 2010

kisah Nabi Adam

Kisah Para nabi : Nabi Adam

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dgn gunung-gunungnyalaut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannyamenciptakan langit dgn mataharinyabulan dan bintang-bintangnya yg bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan utk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dgn hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. utk menciptakan sejenis makhluk lain yg akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya meni’mati tumbuh-tumbuhannyamengelola kekayaan yg terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yg telah ditakdirkan baginya.Kekhuatiran Para Malaikat.
Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itumereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yg lain itudisebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau krn pelanggaran yg mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:”Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kamipadahal kami selalu bertasbihbertahmidmelakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinyasedang makhluk yg Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itunescaya akan bertengkar satu dgn lainakan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yg terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnyasehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yg Tuhan ciptakan itu.”
Allah berfirmanvmenghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
“Aku mengetahui apa yg kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yg mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nyabersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadahkarena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya.”
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liatkering dan lumpur hitam yg berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yg sempurna
Iblis Membangkang.
Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yg lainyang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yg akan diberi amanat menguasai bumi dgn segala apa yg hidup dan tumbuh di atasnya serta yg terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lbh mulialebih utama dan lbh agung dari Adamkarena ia diciptakan dari unsur apisedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dgn asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah utk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yg lainwalaupun diperintah oleh Allah.
Tuhan bertanya kepada Iblis:”Apakah yg mencegahmu sujud menghormati sesuatu yg telah Aku ciptakan dgn tangan-Ku?”
Iblis menjawab:”Aku adl lbh mulia dan lbh unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur.”
Karena kesombongankecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yg diperintahkanmaka Allah menghukum Iblis dgn mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dgn disertai kutukan dan laknat yg akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.
Iblis dgn sombongnya menerima dgn baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan utk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitantidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itubahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adamsebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikatdan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut utk memujuk mereka meninggalkan jalan yg lurus dan bersamanya menempuh jalan yg sesatmengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yg terlarangmenggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.
Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yg terkutuk itu:
“Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yg semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yg telah beriman kepada Ku dgn sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yg mantap yg tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah.” Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.
Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumimaka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yg berada di alam semestakemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:”Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itujika kamu benar merasa lbh mengetahui dan lbh mengerti dari Adam.”
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah utk menyebut nama-nama benda yg berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dgn berkata:”Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yg Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”
Adam lalu diperintahkan oleh Allah utk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adamberfirmanlah Allah kepada mereka:”Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yg kamu lahirkan dan apa yg kamu sembunyikan.” Adam Menghuni Syurga.
Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa utk mendampinginya dan menjadi teman hidupnyamenghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya utk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yg disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjagaia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:”Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yg berada di sampingmu itu?”
Berkatalah Adam:”Seorang perempuan.”Sesuai dgn fitrah yg telah diilhamkan oleh Allah kepadanya.”Siapa namanya?”tanya malaikat lagi.”Hawa”jawab Adam.”Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?”tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:”Untuk mendampingikumemberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dgn kehendak Allah.”
Allah berpesan kepada Adam:”Tinggallah engkau bersama isterimu di syurgarasakanlah keni’matan yg berlimpah-limpah didalamnyarasailah dan makanlah buah-buahan yg lazat yg terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapardahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yg akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yg zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adl musuhmu dan musuh isterimuia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yg kamu sedang ni’mat ini.” Iblis Mulai Beraksi.
Sesuai dgn ancaman yg diucapkan ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yg menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yg sedang hidup berdua di syurga yg tenteram damai dan bahagia.
Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adl kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk utk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis utk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yg ditunjuk itu adl krn dgn memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dgn menunjukkan akan harumnya bau pohon yg dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yg halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.
Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yg bermaksud: “Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adl musuhmu yg nyata.”
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:”Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu krn terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami krn nescaya kami akan tergolong orang-orang yg rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami.” Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yg mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yg manis namun berancun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yg telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua utk lbh berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yg terlaknat itu.Harapan utk tinggal terus di syurga yg telah pudar krn perbuatan pelanggaran perintah Allahhidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yg merasa keni’matan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka utk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yg tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yg penuh dgn kekayaan utk dikelolanyaakan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yg bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:”Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yg lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yg telah ditentukan.”
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yg jauh berlainan dgn hidup di syurga yg pernah dialami dan yg tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yg fana ini dgn suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yg beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yg akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yg satu menjadi musuh yg lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yg lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yg menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Kisah Adam dalam Al-Quran.
Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A’raaf ayat 11 sehingga 25 Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.
Bahwasanya hikmah yg terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yg diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yg terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia – keturunan Adam utk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan utk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yg sudah patuh rajin beribadat bertasbih bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.
Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yg walaupun ia telah menjadi manusia yg sempurna dan dikurniakan kedudukan yg istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yg lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yg menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yg dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahawasanya seseorang yg telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat Allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yg diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dgn kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yg turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dgn disertai kutukan dan laknat yg akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat krn kesombongannya dan kebanggaaannya dgn asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak utk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.
Kisah dua putra Nabi Adam (dalam beberapa tafsir disebutkan sebagai Qabil dan Habil).
  • Rujukan ayat Al-Qur’an berkenaan dengan kisah ini adalah surah Al-Maidah ayat 27 – 31.
  • Para ulama berbeda pendapat berkaitan dengan kisah dua putra Nabi Adam tersebut. Pendapat yang pertama dalam hal ini Al Hasan Al Bashri dan Imam Ad-Dhahak mengatakan bahwa mereka berdua bukanlah keturunan langsung dari Nabi Adam akan tetapi kisah yang terkait dengan Bani Israel. Pendapat ini dibangun diatas ayat lanjutan dari surah Al-Maidah ayat 32. Namun jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kisah tersebut ialah benar yakni mereka berdua keturunan langsung dari Nabi Adam dan bukan kisah dari Bani Israel
  • Kemudian para ulama pun berbeda pendapat dalam penamaan dari kedua putra Nabi Adam tersebut. Imam Al-Qosimi menyebutkan dalam tafsirnya bahwa nama dua orang tersebut ialah Qabil dan Habil. Adapun Syaikh Ahmad Syakir dalam Umdatu Tafasirnya menyebutkan bahwa penamaan Qabil dan Habil itu adalah nukilan para ulama dari Ahlu Kitab (Israiliyat) dan tidak ada dalam Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa nama mereka berdua adalah Qabil dan Habil.
Faidah dari kisah ini diantaranya:
1. Pada kisah ini orang tersebut adalah memang keturunan langsung dari Nabi Adam dan bukan dari kisah Bani Israel
2. Dapat kita lihat bagaimana dampak besarnya dari dosa menghilangkan nyawa orang lain
3. Bahayanya hasad, iri, dengki yang dapat menimbulkan kemudharatan yang besar
4. Bagaimana buah dari ketakwaaan
5. Adab seorang Muslim ketika terjadi fitnah

Penciptaan Makhluk
Allah swt menciptakan bumi dalam dua hari. Allah swt menjadikan gunung-gunung berdiri kokoh di atasnya sekaligus memberkahinya. Dan dalam hitungan empat hari Allah swt telah menentukan bagian rezki masing-masing. Kemudian Allah swt bersemayam di atas langit yang terdiri dari dukhan atau asap. Kemudian Allah swt berfirman kepada langit dan bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka cita atau terpaksa. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka cita.” Fushshilat: 9-12
Kemudian Allah swt bersemayam di atas ’Arasy. Allah swt menundukkan matahari dan bulan yang masing-masing beredar sesuai porosnya. Ar Ra’d: 2
Kemudian Allah swt menciptakan malaikat-malaikat-Nya yang senantiasa bertasbih mengagungkan Dzat-Nya, mensucikan Nama-Nya, dan mengikhlaskan peribadatan hanya kepada-Nya.
Kemudian kehendak Allah swt terjadi. Hikmah Allah swt berlaku. Yaitu Allah swt berkehendak menciptakan Adam alaihis salam dan keturunannya, agar mereka menempati bumi dan memakmurkannya. Untuk itu Allah swt memberitahu para malaikat, bahwa Allah swt akan menciptakan makhluk lain yang akan hidup di muka bumi, mengembangkan keturunannya, memakan tanaman-tanamannya, mengeksploitasi kandungan perutnya, dan sebagian mereka dijadikan pemimpin bagi sebagian yang lain.
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan hanya untuk mengabdi kepada Allah swt. Allah swt telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya kepada mereka. Allah swt memberi taufik kepada mereka agar senantiasa dalam keridhaan-Nya. Atas dasar itu lah para malaikat khawatir seandainya Allah swt menciptakan makhluk lain. Mereka ragu kalau makhluk itu mengingkari Tuhannya. Atau salah satu di antara mereka menyimpang dari ajaran-Nya. Malaikat berkomentar, “Bagaimana mungkin Engkau menciptakan selain kami? Kami senantiasa bertasbih mengagungkan-Mu, mensucikan nama-Mu. Padahal mereka yang akan Engkau jadikan khalifah di muka bumi, pasti akan berselisih tentang apa yang membawa manfaat bagi mereka, berselisih tentang kebenaran. Oleh karena itu mereka akan membuat kerusakan, saling menumpahkan darah, dan saling membunuh nyawa yang tak berdosa.”
Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Al-Baqarah: 30
Mereka berkata demikian hanya untuk menghilangkan keraguan, sekaligus meyakinkan bahwa mereka mengharap kepada Allah swt agar merekalah yang dijadikan pemimpin di muka bumi. Karena mereka terbukti terlebih dulu menjaga nikmat-nikmat-Nya, lebih mengetahui hak-hak-Nya. Pertanyaan mereka itu tidak dalam rangka ingkar terhadap perbuatan Allah swt, bukan karena ragu akan hikmah-Nya, juga bukan karena menyepelekan khalifah-Nya. Karena para malaikat adalah wali-wali Allah yang dekat. Mereka hamba-hamba Allah yang mulia. Mereka tidak pernah membantah sedikit pun dan senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Allah swt menjawab keraguan mereka sekaligus meyakinkan hati mereka.
Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Al-Baqarah: 30
Aku akan jelaskan kepada kalian hikmah ke-khalifahan Adam Alaihis Salam apa yang kalian belum ketahui sebelumnya. Maka Aku akan menciptakan apa yang Aku kehendaki. Aku menjadikan pemimpin siapa yang Aku kehendaki. Dan kalian akan tahu rahasia itu semua.
Dan kami Telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” Al-Hijr: 27-28
Malaikat Bersujud Kepada Adam
Kemudian Allah swt memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam alaihis salam. Serta merta mereka melaksanakan perintah Tuhan mereka dengan penuh ketundukan. Mereka menghadap Adam alaihis salam sambil mengagungkan. Mereka bersujud penuh penghormatan, kecuali Iblis.
Malaikat sebelumnya menyangka bahwa mereka lebih luas ilmunya, lebih paham dan lebih mengetahui segala sesuatu dibandingkan Adam alaihis salam. Oleh sebab itu, Allah swt menganugerahi ilmu-Nya kepada Adam alaihis salam. Mencurahkan nur-Nya kepadanya. Allah swt mengajarkan kepadanya semua nama-nama yang wujud.
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” Al-Baqarah: 31.
Perintah itu adalah dalam rangka untuk menampakkan kelemahan para malaikat. Untuk membuktikan sedikitnya ilmu mereka. Agar mereka mengakui rahasia Allah swt, yaitu bahwa Adam alaihis salam lebih mulia, dan ke-khalifahannya di muka bumi benar tak terbantahkan.
Para Malaikat mengakui kesalahan dan kekurangannya, ”Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Al-Baqarah: 32
Ketika Adam alaihis salam telah memperoleh pancaran nur Tuhannya. Ketika itu Allah swt memerintahkan kepadanya untuk menjelaskan kepada Malaikat akan kelemahan dan kekurangan mereka dalam hal pengetahuan. Itu menjadi bukti bahwa dirinya lebih baik dan lebih pantas menjadi khalifah di muka bumi dibandingkan mereka. Allah swt berfirman, “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman, “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” Al-Baqarah: 33
Permusuhan Abadi Iblis
Iblis tidak mau bersujud kepada Adam alaihis salam. Iblis telah mengingkari perintah Tuhannya. Menolak lagi sombong. Allah berfirman, “Hai Iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?” Al-Hijr: 31
Iblis menyangka materi penciptaannya lebih baik dari Adam. Ia menyangka tidak ada seorang pun yang menandingi ketinggian kedudukannya. Iblis menjawab, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” Al-Hijr: 32
Allah swt pun mengganjar pembangkangan Iblis, “Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. Al-A’raf: 13
Iblis meminta kepada Allah swt agar diberi tenggat waktu untuk hidup sampai hari kiamat. “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Al-A’raf: 15
Namun ketika permintaan Iblis dikabulkan oleh Allah swt. Keinginannya untuk diberi waktu sampai hari qiyamat terpenuhi. Iblis bukannya bersyukur, justru membalas kemurahan Allah swt itu dengan pengingkaran, dan kekafiran. Iblis berkata, “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. Al-A’raf: 16 – 17
Allah swt telah melaknat Iblis. Di saat yang sama Allah swt memuliakan Adam alaihis salam dan menempatkannya di surga-Nya. Allah swt mewahyukan kepadanya agar senantiasa ingat nikmat-Nya yang sangat melimpah. Yaitu nikmat bahwa Allah swt mencipta Adam dari fitrah-Nya. Allah swt meniupkan ruh-Nya ke dalam jasadnya. Allah swt memerintahkan kepada Malaikat bersujud kepadanya. Allah swt mencurahkan pancaran ilmu-Nya. Maka wahai Adam, inilah rumah abadi, Aku sediakan untukmu sebagai tempat tinggal. Jika kamu mentaati-Ku, maka Aku akan balas dengan kebaikan yang berlipat dan akan Aku kekalkan kamu di surga-Ku. Namun jika kamu mengingkari janji-Ku, akan Aku keluarkan kamu dari rumah-Ku dan akan Aku adzab kamu dengan neraka-Ku. Kemudian wahai Adam, jangan lupa bahwa Iblis itu musuh yang nyata bagimu dan istrimu, maka sekali-kali jangan sampai Iblis memperdaya kamu dan mengeluarkan kamu berdua dari surga-Ku.
Allah swt membolehkan bagi Adam dan istrinya berbagai jenis makanan dan buah-buahan. Dan melarang keduanya untuk mendekati satu pohon saja dibandingkan banyaknya pepohonan lain yang dibolehkan.
Dan kami berfirman, “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zhalim.” Al-Baqarah: 35
Adam alaihis salam berdiam di surga. Segala kenikmatan surgawi telah dirasakannya.
Melihat hal itu, Iblis cemburu. Iblis bertekad untuk mengoyak singgasana kebahagiaan Adam, dan merampas kenikmatannya. Bukankah Adam yang menyebabkan dirinya menjadi hina, jauh dari rahmat Allah swt dan dikeluarkan dari surga?
Iblis membuat strategi untuk balas dendam. Yaitu dengan berpura-pura mengakui keutamaan Adam alaihis salam dibanding dirinya. Iblis mendekati surga dan membisiki Adam dengan sangat halus. Iblis meyakinkan bahwa dirinya adalah teman setia, tulus dalam memberi nasihat. Iblis berupaya mengambil hatinya dengan segala cara. Semua cara ditempuhnya. Iblis memperlihatkan kecintaan kepadanya. Iblis berkata, “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Al-A’raf: 20
Adam dan istrinya tetap teguh pendirian, dan tidak mau mengikuti rayuannya. Namun Iblis terus merayunya. Iblis pun menggunakan jurus sumpahnya, ”Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua.” Al-A’raf: 21
Akhirnya Adam alaihis salam dan istrinya khilaf, jatuh luluh di hadapan rayuan Iblis, tertipu sumpahnya, terpedaya janji manisnya. ”Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. tatkala keduanya Telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” Al-A’raf: 22
Adam alaihis salam dan istrinya sadar telah melakukan kesalahan besar. Keduanya menyesal, dan langsung bertaubat kepada Allah swt. Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” Al-A’raf: 23
Allah swt menerima taubat keduanya, mengampuni kesalahannya. Allah swt memerintahkan keduanya turun dari surga. Allah swt berpesan, bahwa antara manusia dan Iblis ada permusuhan yang abadi. Agar berhati-hati terhadap tipu dayanya. Dan agar tidak mengikuti bisikannya.
Dunia Tempat Ujian
Allah swt memberitahu kepada Adam alaihis salam dan keturunannya, bahwa telah selesai masa kenikmatan abadi, telah berlalu masa bersenang-senang. Di dunia adalah saatnya berusaha, bekerja, beramal dan menentukan pilihan hidup. Antara memilih meraih hidayah atau kesesatan, antara iman atau kekafiran, antara bahagia atau celaka… dan manusia diberi kekuasaan untuk memilih.
”Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. QS.. Thaahaa: 123
Manusia yang bersih aqidahnya, benar ibadahnya, ikhlas amalnya, sekali-kali setan tidak akan kuasa menggodanya. Adapun manusia yang berpaling dari dzikrullah, melampui batas syariat-Nya, maka baginya kehidupan yang sempit, dan tersesat jalan, meskipun mereka merasa perbuatannya baik.
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” Thaahaa: 124

Tidak ada komentar:

Posting Komentar